Ketapang – Pembinaan keluarga Hitta Sukkhaya
merupakan pembinaan yang diberikan kepada umat yang telah berumah tangga karena tujuan perkawinan
secara Agama Buddha adalah untuk membentuk keluarga bahagia sejahtera yang
biasa dikenal dengan istilah keluarga Hittaya Sukaya. Pembimas Buddha Kanwil
Kemenag Prov. Kalbar kembali menggelar kegitan Hitta Sukkhaya di Ketapang yang
merupakan salah satu wilayah Provinsi Kalimantan Barat pada hari Kamis (19/10).
Demi melangsungkan pembinaan tersebut,
panitia beserta Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prov. Kalbar harus menggunakan
jalur udara untuk dapat menjangkau wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan jarak
tempuh dapat memakan waktu sehari semalam jika hanya ditempuh menggunakan jalur
darat.
Pembinaan dilangsungkan selama satu hari, yang
pusatkan di Hotel Borneo Emerald Ketapang. Kegiatan yang mendatangkan 2
narasumber tersebut dibuka secara langsung oleh Saryono selaku Pembimas Buddha
Kanwil Kemnag Prov. Kalbar.
Mengawali sambutannya Sayono mengungkapkan
rasa bangga kepada umat Buddha Kabupaten Ketapang karena memiliki semangat dan
antusias yang sangat tinggi dalam melestarikan dan mengembangkan Buddha Dhamma.
“walaupun jauh dari ibukota provinsi namun semangat umat Buddha di sini sangat
luar biasa” ungapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kabupaten Ketapang
adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi umat Buddha yang baik. Ia
berharap dengan diadakannya pembinaan Keluarga Hitta Sukhaya ini benar-benar tepat
sasaran dari yang telah di tentukan, karena peserta akan mendapat banyak
pengetahuan dan manfaat.
Kegiatan yang dihadiri oleh 50 orang peserta
mengangkat tema “Mewujudkan Pemerataan Pembinaan Umat Buddha Secara
Bekesinambungan”. Tiga narasumber dihadirkan dalam kegiatan tersebut guna
memberikan materi yang nantinya diharapkan dapat memberi wawasan dan pemahaman
baru bagi seluruh peserta.
Adapun tiga narasumber dalam kegiatan tersebut
adalah Saryono, S.Ag., M.Pd selaku Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prov. Kalbar
dan Yanto, SE.,S.Pd.B selaku Penyelenggara Bimas Buddha Kota Pontianak, dan dr.
Johan Yap.
Dalam materinya Saryono memaparkan meteri
mengenai Pencatatan Perkawinan Menurut Agama Buddha yang dalam hal tersebut
peserta diberikan penjelasan dan
pemahaman akan pentingnya administrasi dalam pencatatan perkawinan di
catatan sipil sehingga perkawinan tersebut sah menurut agama Buddha dan diakui
negara. Disebutkan pula persyaratan untuk melangsungkan perkawinan menurut
agama Buddha, dokumen-dokumen yang perlu disiapkan dalam proses perkawinan,dan
seluruh hal yang berkaitan dengan administrasi pencatan perkawinan menurut
agama Buddha. Hal ini sangat penting disampaikan karena kebanyakan umat Buddha
hanya menikah sebatas adat saja tidak dicatatkan secara administrasi di catatan
sipil sehingga masih banyak pasangan suami istri yang belum memiliki dokumen
resmi negara.
Keluarga Hitta Sukhaya Dalam Membangun
Keluarga di Kehidupan Sekarang dan Yang Akan Datang merupakan materi yang disampaikan
oleh Yanto, SE., S.Pd.B. dalam materinya ia menekankan materi mengenai kriteria
pernikahan dalam agama Buddha serta hak dan kewajiban seorang suami istri dalam
membangun rumah tangga yang sesuai dengan ajaran Buddha. Dengan menjalankan hak
dan kewajiban tersebut di harapkan dapat terbentuk keluarga yang bahagia baik
di kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang.
Selanjutnya dr. Johan Yap memberikan wawasan
dan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi bagi pasangan muda. Pentingnya
menjaga kesehatan organ reproduksi bagi setip orang, kesehatan seseorang
ditentukan oleh diri masing-masing dan tergantung dalam menyikapi dan menjaga
agar dapat terus dalam kondisi sehat. Seiring perkembangan zaman, banyak
penyakit organ reproduksi yang bermunculan bila salah dalam penanganan dan
penjagaan, oleh sebab itu hadirnya salah satu narasumber yang membahas mengenai
kesehatan reproduksi dirasa sangat bermanfaat dalam pembinaan tersebut. (mt)
0 komentar:
Posting Komentar