Kubu Raya – Minggu (28/5) Umat Buddha Kalbar adakan Perayaan Dharmasanti Waisak 2561 BE/2017. Acara tersebut di pusatkan pada Aula Maha Vihara yang terletak dijalan Arteri Supadio Kabupaten Kubu Raya. Terlihat ratusan orang memadati ruangan untuk menyaksikan kemeriahan acara tersebut.
 “Perayaan Dharmasanti Waisak yang mengusung tema Cinta Kasih Penjaga Kebhinekaan tersebut merupakan puncak dari rangkaian acara yang diselenggarakan setelah sebelumnya diadakan beberapa kegiatan seperti bakti sosial dan ajang perlombaan” jelas Edi Muherman selaku ketua Panitia. Ia juga berharap agar kegiatan serupa dapat berlangsung ditahun-tahun mendatang sehingga melalui Waisak dapat membangun kebersamaan dan kerjasama dengan semua majelis dan umat Buddha di Kalbar.
Turut hadir dalam acara tersebut, Mahmuda selaku Kepala Biro Kesra Sekda Prov. Kalbar, Hermandus selaku Wakil Bupati kab. Kubu Raya, Saryono selaku Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prov. Kalbar, Yanto selaku Penyelenggara Bimas Buddha Kota Pontianak, Rakiman selaku Penyelenggara Bimas Buddha Kab. Kubu Raya, Edi Tansuri selaku Ketua WALUBI Prov. Kalbar, serta para ketua Majelis Agama Buddha Kalbar.
“Dharmasanti Waisak ini diselenggarakan setelah mengalami perubahan jadwal yang pada awalnya akan diselenggarakan pada (20/5), acara dimundurkan karena pertimbangan masalah situasi di masyarakat yang terjadi pada saat itu” hal tersebut disampaikan oleh Saryono selaku Pembimas Buddha Kanwil Kemanag Prov. Kabar saat mengawali sambutannya.
Cinta dan kasih merupakan dua kata kunci yang harus dipegang dalam kehidupan manusia. Kehidupan tidak dapat berjalan lancar tanpa dua kata tersebut. Cinta kasih merupakan kekuatan yang tidak tertandingi dalam dunia ini. Cinta kasih bukan sekedar symbol. Ya…! Bukan sekedar symbol. Cinta kasih juga bukan deretan kata yang mudah dan enak diucapkan, tetapi cinta kasih merupakan ajaran kebenaran yang harus diaplikasikan, harus ditambatkan didalam hati untuk diterapkan pada individu masing-masing. Harus diawali dari diri sendiri, bukan sekedar menuntut pada orang lain unuk menerapkannya. Ketika semua individu sudah menerapkan cinta kasih, maka secara otomatis tema yang diambil oleh panitia yaitu “cinta kasih penjaga kebhinekaan” dapat terwujud.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan, Mahmuda menyampaikan “Sebagai masyarakat berbangsa dan bernegara sudah seharusnya kita dapat meneladani nilai-nilai universal, cinta kasih (metta) yang telah diajarkan oleh sang Buddha, meninggalkan keegoisan masing-masing sehingga dapat menciptakan hidup rukun, damai dan harmonis sesama umat beragama. Di Indonesia sedang berkembang isu intoleran maka dari itu saya berharap kita sebagai warga negara yang baik dan beragama dapat menyikapinya secara bijaksana.
Dharmasanti Waisak yang diadakan setiap tahun merupakan perwujudan syukur, dengan datangnya bulan waisak sebagai umat Buddha diharapkan dapat merenungkan dan mengingat kembali tiga peristiwa agung yang dialami oleh Buddha. Tiga peristiwa penting tersebut adalah lahirnya pangeran Siddharta, Pertapa Gautama menjadi Buddha, dan Buddha Parinibbana.
Diakhir acara juga diadakah sesi foto bersama dan pembagian hadiah bagi pemenang perlombaan yang diantaranya adalah lomba mewarnai tingkat TK, lomba mewarnai tingkat SD, dan ajang Buddhis Idol yang telah diselenggarakan sebelumnya.














0 komentar:

Posting Komentar

 
Top