Pontianak – Pembimbing Masyarakat Buddha Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat gelar Pembinaan Guru Sekolah Minggu
Buddha se Provinsi Kalimantan Barat selama tiga hari. Kegiatan yang
diselenggarakan pada hari Jumat s.d Minggu (26 s.d 29 Mei 2017). Kegiatan yang
dilangsungkan di Hotel Borneo Pontianak Jalan Merdeka nomor 428 ini dibuka
secara resmi oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, H. Wildan
sebagai perwakilan dari Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat.
Mengawali sambutannya Wildan mengucapkan
selamat hari Waisak kepada seluruh peserta yang hadir karena kegiatan yang
dilakukan masih dalam suasanya perayan hari raya Waisak. Diteruskan dengan
pembacaan sambutan tertulis Kepala Kantor Wilayah Kemenag Prov, Kalbar. Wildan
menyampaikan bahwa sebagai guru sekolah minggu Buddha harus dapat menjadi
contoh dan teladan bagi siswa karena guru sekolah minggu merupakan ujung tombak
dalam mendidik generasi buddhis melalui program pengajaran sekolah minggu.
Wildan juga menyampaikan sebagai guru sekolah minggu juga harus mengerti
hal-hal yang berkairtan dengan kepemilikan asset, tanda daftar, dan segala hal yang berhubungan dengan yayasan keagamaan.
Wiyono selaku ketua panitia mengatakan
pembinaan guru Sekolah Minggu Buddha Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017
bertujuan untuk meningkatkan wawasa, pemahaman, keterampilan guru Sekolah
Minggu Buddha dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan
Buddha serta ikut akftif dalam pengembangan Dhamma di wilayah Kalimantan Barat.
Peserta dalam kegiatan ini berjumlah 80 orang
yang merupakan perwakilah dari guru sekolah minggu Buddha kabupaten/kota yang
ada di Kalimantan Barat. Adapun narasumber dalam kegiatan berjumlah 5 orang
yang terdiri dari narasumber dari Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI,
narasumber dari Kantor Wilayah Kemenag Prov. Kalbar, Polresta Pontianak, Kodim
1207 kota Pontianak dan narasumber yang berkompeten didalamnya.
Hari pertama para peserta kegiatan pembinaan
Guru Sekolah Minggu Buddha mendapatkan materi dari Mujiyono yang merupakan
dosen Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri. Materi yang
disampaikan adalah Model Pelayanan terhadap sekolah Minggu Buddha. Mujiyono
berharap guru sekolah minggu dapat menciptakan kreasi dan inovasi dalam proses
pembelajaran sekolah minggu serta ia berharap guru sekolah minggu dapat menjadi
contoh dan panutan para siswa siswi sekolah minggu Buddha.
Dihari kedua, jadwal yang sangat padat namun
sangat membawa manfaat besar bagi para peserta karena dihari tersebut peserta
mendapat wawasan dan materi dari tiga narasumber yang berkompeten. Salah
satunya adalah Mayor Inf. Ayidin Pakaya yang memamparkan materi mengenai
Pendidikan Bela Negara Bagi Guru Sekolah Minggu Buddha. Dalam materinya Inf.
Ayidin Pakaya menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati bagi bangsa Indonesia,
hal tersebut merupakan alat pemersatu bangsa sejak dahulu. Ia juga mengajak
guru sekolah minggu Buddha turut serta dalam menjaga NKRI, ia berharap guru
sekolah minggu dapat menjalankan tugas lainnya dalam membela bangsa Indonesia
yang nantinya dapat diajarkan kepada para siswa-siswi sekolah minggu Buddha,
selain menjaga NKRI ada hal lain yang dapat dilakukan yaitu diantaranya adalah ;
menjaga Kebinaekaan; menjaga Pancasila; dan bela Undang-Undang Dasar 1945.
Setelah mendapat materi mengenai Bela Negara
para peserta diajak untuk mengenal lebih dalam kitab Suci Dhammapada oleh
Saryono. Dhammapada yang merupakan salah satu bagian dari kitab suci agama
Buddha. Sebagai umat Buddha sudah selayaknya dapat mengamalkan dan mengenal
lebih dalam kitab suci.
Pada malam hari, antusiasme peserta dalam
mengikuti kegiatan masih sangat tinggi, pemaparan materi dari Pandit Amanwijaya
mengenai Penerapan Kurikulum sekolah minggu dirasa sangat membawa manfaat yang
sangat besar bagi peserta yang notabennya adalah guru sekolah minggu Buddha.
Pandit berharap agar para guru sekolah minggu dapat menerapkan kurikulim sekolah
minggu yang sudah ada pada setiap sekolah minggu yang dibina oleh peserta
sehingga proses pengajaran dalam sekolah minggu menjadi lebih baik. Ia juga
berharap sekolah minggu Buddha khususnya di wilayah Kalimantan Barat dapat
menjadi lebih baik dan terus berkembang sehingga ajaran Buddha dharma tetap
lestari.
Perubahan jaman kini bergerak dengan sangat
cepat, media sosial dan media elektronik lainnya salah satu contoh dari
perkembangan jaman yang semakin maju. Sebagai guru sekolah minggu Buddha juga
membutuhkan media dalam proses pengajaran. dengan memanfaatkan media sosial,
akan membuat semakin mudah guru sekolah minggu dalam mendapatkan bahan ajar dan
cara pengajaran yang menarik. Namun tidak dipungkiri bila banyak yang
menggunakan media sosial secara tidak bijaksana karena banyaknya situs-situs
yang terbilang kurang layak ditonton dan dikonsumsi oleh masyarakat. Maka dari
itu materi mengenai Deteksi Dini Pencegahan Pornografi dan Pornoaksi menjadi
salah satu materi yang disampaikan oleh AKP Siswadi dalam kegiatan Pembinaan
Guru Sekolah Minggu Buddha Se Kalimantan Barat pada hari teakhir (28/5). Ia
menyampaikan bahwa guru sekolah minggu adalah sebagai motor pnggerak anti
pornografi. Dengan didapatkannya materi
tersebut diharapkan guru sekolah minggu dapat membekali siswa dengan pengajaran
moral dan etika dalam pergaulan sehingga dapat terhindar dari kasus pornografi
dan pornoaksi.
0 komentar:
Posting Komentar