Fenomena eskalasi krisis sosial, kemanusiaan dan kekerasan
yang menimpa saudara/saudari di Rakhine, Myanmar belum juga berakhir. Pada hari
Senin (4/9) bertempat di ruangan Bimas Buddha, Saryono selaku Pembimas Buddha Kanwil
Kemenag Prov Kalbar beserta pimpinan Walubi dan Majelis Agama Buddha Prov.
Kalbar mengadakan pertemuan. Mereka turut angkat bicara terkait kasus kekerasan
di Rakhine, Myanmar. Mereka mengaku prihatin atas krisis kemanusian yang
terjadi di kawasan tersebut. Konflik di Rakhine Myanmar bukan konflik agama melainkan konflik sosial dan
kemanuasiaan.
Saryono berpesan kepada seluruh Pimpinan Majelis yang hadir
pada siang itu untuk dapat mengkoordinasi seluruh umat agar tidak terpancing
dan terprofokasi atas tragedi yang menimpa etnis Rohingya
di Rakhine, Myanmar. “Jangan sampai terprofokasi dengan adanya pemberitaan yang
bersifat profokatif di media, kita sebagai umat Buddha harus tetap menjaga
kerukunan, dan cermati berita secara bijaksana” ungkap Saryono.
Pimpinan Walubi dan Majelis Agama Buddha Prov. Kalbar
menuangkan keprihatinan mereka atas kejadian tersebut dalam pernyataan sikap
yang di tanda tangani oleh 6 Pimpinan Majelis yang mewakili seluruh Majelis
Agama Buddha di seluruh wilayah Prov. Kalbar. Adapun pernyataan sikap tersebut
adalah:
1. Turut prihatin dan dukkhacitta yang
mendalam atas tragedi kemanusiaan yang menimpa masyarakat sipil di
Rakhine, Myanmar yang telah menimbulkan korban jiwa, psikis, dan material;
2. Persekusi dan pembunuhan yang
terjadi tersebut bukanlah konflik SARA, melainkan konflik sosial dan
kemanusiaan;
3. Mengajak kepada semua pihak untuk
segera menghentikan kebencian dan kekerasan dengan mengembangkan cinta kasih dan
kasih sayang tanpa batas;
4. Mendesak Pemerintah Myanmar untuk
memberikan perlindungan terhadap semua pihak, bantuan, dan hak-hak dasar
seluruh warganya;
5. Meminta kepada Pemerintah Indonedia
untuk menjadi fasilitator perdamaian di Rakhine;
6. Menghimbau kepada seluruh masyarakat
Indonesia untuk menghindari aksi profokatif dan tetap menjaga kerukunan antar
umat beragama;
7. Meminta kepada seluruh aparat
keamanan di Indonesia khususnya di Kalimantan Barat untuk selalu sigap
menyikapi perkembangan dan situasi kekinian secara adil dan bijaksana.
0 komentar:
Posting Komentar