Pontianak – Kegiatan Pembinaan Guru
Pendidikan Agama Buddha Se Kalimantan Barat Tahun 2017 telah dilaksanakan di Hotel
Maestro Kota Baru Pontianak pada hari Kamis s.d Sabtu (13 s.d 15 April 2017). Wiyono
selaku ketua Panitia menyampaikan bahwa Pembinaan Guru Pendidikan Agama Buddha
se Kalimantan Barat diikuti oleh 80 orang Guru Pendidikan Agama Buddha yang
berasal dari berbagai Kota dan Kabupaten se Provinsi Kalimantan Barat. Ia juga
menambahkan bahwa guru harus dapat menjadi suri tauladan (digugu dan ditiru)
oleh siswa-siswinya serta masyarakat Buddha pada umumnya.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh
Syahrul Yadi selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan
Barat. Dalam sambutannya Syahrul Yadi mengungkapkan bahwa peran guru sangat
menentukan kemajuan generasi bangsa saat ini. “guru itu luar biasa, Indonesia ada,
aman, dan maju faktor utamanya guru” tegasnya. Syahrul Yadi juga menyampaikan
bahwa negara aman tergantung guru, bagaimana guru mencetak generasi penerus
bangsa khususnya bagi guru Pendidikan Agama. Semua agama mengajarkan kasih
sayang, jadi sudah seharusnya menjadi Guru Pendidikan Agama harus mengenalkan
dan mengajarkan kasih sayang kepada semua murid. Guru merupakan ujung tombak
pendidikan di Indonesia, tugas guru bukan hanya mengajar melainkan harus
mendidik siswa, sehingga dapat merubah pribadi setiap siswa agar menjadi lebih
baik.
Kegiatan Pembinaan Guru Pendidikan Agama
Buddha se Kalimantan Barat Tahun 2017 ini mengundang lima orang narasumber yang
terdiri dari narasumber di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kalimantan Barat, dari Polresta Pontianak, Kodim 1207 Kota Pontianak serta
narasumber yang berkompeten dibidangnya sehingga tujuan dari kegiatan tersebut
dapat mencapai hasil yang maksimal tambah Wiyono selaku ketua Panitia.
Hari pertama peserta diberikan materi
mengenai penerapan lima budaya kerja pada guru Pendidikan Agama Buddha oleh
Ridwansyah selaku Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Kalbar. Dalam materinya
Ridwansyah memaparkan mengenai Lima
nilai budaya kerja Kementerian Agama yang merupakan cerminan dari motto Kementerian Agama. Lima nilai budaya tersebut adalah; (1) Integritas; (2)
Profesionalitas; (3)Inovasi; (4) Tanggung Jawab; dan (5) Keteladanan. Lanjut
dihari kedua peserta diberikan materi oleh tiga narasumber, Eko Supeno
(Pembimas Buddha Prov. Jabar) dalam materi Peran Guru Agama Buddha Sebagai Agen
Perubahan Perkembangan Dhamma, Ayidin
Pakaya (DANRAMIL 1207-03) dalam materi Pendidikan Bela Negara Bagi Guru Agama
Buddha, AKP Suwandi (Wakareskrim Polresta Pontianak) dalam materi Deteksi Dini
dan Pencegahan Pornografi. Dalam kegiatan tersebut Saryono selaku Pembimbing
Masyrakat Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Kalbar menjadi
narasumber yang menyajikan materi mengenai Peran Guru Agama Buddha dalam Mendidik
dan Memasyarakatkan Kitab Suci Dhammapada. Dalam materinya Saryono memaparkan
mengenai cara pembacaan ayat Dhammapada dan mengajak para peserta untuk mempaktikkan
pembacaan dengan benar.
Penutupan kegiatan dilaksanakan pada Sabtu
(15/4), sebelum acara penutupan Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prv. Kalbar juga
membentuk Yayasan Pendidikan Agama dan Keagamaan Buddha Prov. Kalimantan Barat dengan
ketua terpilih Slamet, S.Ag dan Budiyono, S.Ag sebagai Wakil Ketua Yayasan.
0 komentar:
Posting Komentar