Mempawah – Sejumlah Guru Pendidikan Agama
Buddha Kabupaten mempawah menyelenggarakan Festifal Pelajar Buddhis Kabupaten
Mempawah. Acara yang diprakarsai oleh KKG/MGMP Pendidikan Agama Buddha Kab.
Mempawah tersebut bertujuan utuk meningkatkan kualitas mental dan spiritual
pelajar Buddhis, menumbuhkembangkan bakat, minat dan keterampilan pelajar
Buddhis serta meningkatkan solidaritas dan kepedulian sosial. Terdapat tiga
jenis perlomban dalam Festifal Pelajar Buddhis yang dapat dikatakan acara
perdana di Kalimantan barat ini yaitu lomba cerdas cermat, lomba membaca parita
dan lomba menyanyi solo.
Acara yang diselenggarakan pada Jumat (28/4) di
SMA N 1 Sungai Pinyuh Kab. Mempawah tersebut diikuti oleh 25 sekolah terdiri
dari kurang lebih 150 peserta jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK se Kab. Mempawah jelas
Somo Wibowo selaku ketua panitia. Turut hadir dalam acara tersebut adalah Saryono
selaku Pembimbing Masyarakat Buddha Kanwil Kemenag Prov. Kalbar, Firman Juli
Purnama selaku Kepala Dinas Kab. Mempawah, Sunarto selaku Kepala Sekolah SMA N
1 Sungai Pinyuh, Tri Wiriyawati selaku Penyelenggara Bimas Buddha Kab. Mempawah
dan Kepala UPT Kec. Sungai Pinyuh.
Mengawali sambutannya Saryono mengucapkan
terimakasih kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah SMA N 1 Sungai
Pinyuh atas motivasi dan dukungan yang telah diberikan terhadap Festifal
Pelajar Buddhis Kab. Mempawah. Saryono mengatakan Festifal Pelajar Buddhis yang
selenggarakan merupakan acara yang positif dan sangat bagus karena dapat
dikatakan sebagai salah satu upaya perwujudan dari Nawa Cita yang digagas oleh
Presiden Jokowidodo khususnya adalah penanaman revolusi mental pada siswa-siswi
Buddhis tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK.
Dalam ajaran agama Buddha yang terdapat dalam
Manggala Sutta Buddha terdapat syair Bāhusaccañca sippañca vinayo ca susikkhito Subhāsitā
ca yā vācā etam maÑgalam uttamaṀ yang
artinya Pandangan luas, pengertian cukup Patuh dan tertib di dalam tata-susila Ucapannya
selalu ramah-tamah Itulah Berkah Termulia. Dalam syair tersebut dapat artikan
maknanya bahwa revolusi mental sesungguhnya telah disabdakan dalam Manggala
Sutta. Umat Buddha hendaknya menimba ilmu seumur hidup dengan makna agar kita
memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang tinggi namun jika hanya dengan
ilmu pengetahuan hanya tidak cukup harus ditindak lanjuti dengan taat pada tata
tertib pada sabda Buddha dan perintahnya, aturan keagamaan. Apabila hal-hal
tersebut dilaksanakan dan diterapkan dengan baik akan memperoleh berkah utama dalam
hidupnya.
Walaupun di Kabupaten Mempawah masih
dapat dikatakan minim guru Pendidikan Agama Buddha namun dengan kreativitasnya
dapat membawa perubahan dan kami juga menititip siswa siswi Buddhis kami dan mohon
disampaikan kepada pak Bupati agar diupayakan guru GTT Pendidikan Agama Buddha
mendapatkan SK Bupati dan mohon untuk diberikan formasi CPNS Guru Pendidikan
Agama Buddha.
“Intinya ada dua hal yang dapat kita
ambil dari kegiatan lomba, dalam sebuah loma pasti ada yang menang dan ada yang
kalah. Saya berpesan pada addik-adik sekalian bagi yang menang jangan sombong
hati dan yang kalah jangan berkecil hati karena kekalahan adalah kemenangan
yang tertunda” tambah Saryono.
0 komentar:
Posting Komentar